2012 Februari :
Berbahagialah keluarga dokumenter MARLEY film yang kita telah bekerja
selama beberapa tahun sekarang telah ditayangkan di Festival Film
Berlin. Jaga telinga dan mata terbuka segera Anda akan dapat melihatnya. Aku akan membuat Anda diposting sampai saat memeriksa artikel tentang film di sini . 2011 Juni : Melihat versi kasar dari baru dokumenter Bob Marley, Marley, dengan sutradara, Kevin MacDonald. Ini adalah sangat emosional. Inilah film Bob paling pribadi ada orang yang akan pernah melihat. Anda akan menangis dan tersenyum. Kevin MacDonald diarahkan "The Last King of Scotland" antara lain. Dia sangat baik. Saya salah satu produsen, itu sedang dilakukan sebagai produksi bersama antara Shangrila Foto dan Gambar Tuff Gong. Tuff Gong adalah perusahaan keluarga kami, yang dimulai oleh ayah kami. Saya berharap ini akan di bioskop mana-mana, itu semua tergantung apakah mereka menginginkannya. Saya yakin itu akan di bioskop tidak yakin apakah di mana-mana. Saya berharap demikian sekalipun. Jah bersedia.
Film Dokumenter terbaru tentang Bob Marley akan segera keluar di bioskop Amerika Serikat pada 20 April 2012.
Mengutip berita dari digitalspy, film yang disutradarai oleh Kevid
Macdonald dan diproduseri oleh anak dari Bobo Marley, yaitu Ziggy
Marley ini bercerita tentang kehidupan dari Bob Marley. Tidak hanya
itu, film dokumenter ini berfokus kepada musik yang ditekuni oleh
penyanyi sekaligus ikon musik reggae ini.
Magnolia telah memberikan hak kepada Amerika Serikat untuk film
dokumenter ini, yang akan melakukan premier untuk dunia di Festival
Film Berlin.Tidak hanya itu, Film yang mengangkat cerita dari ikon
musik reggae itu akan ditayangkan juga di Amerika Utara pada Maret
mendatang di SXSW music dan film festival
Walaupun musisi reggae Bob Marley telah meninggal lebih dari 30 tahun silam, tapi lagu-lagunya seperti Get Up, Stand Up dan Is This Love masih digemari dan terus didengarkan oleh penggemarnya di seluruh di dunia.
Segala sesuatu yang terkait sang legenda, seperti buku atau
dokumentasi lainnya, yang jumlahnya tidak terhitung, terus mengalir
sampai sekarang.
Dan pada pekan-pekan ini, para
penggemarnya kembali dimanjakan oleh 'kehadiran' Bob Marley, yang kali
ini dalam bentuk film dokumenter.
Dihadiri ratusan penggemarnya yang memadati
sebuah taman di ibukota Jamaika, Kingston, film dokumenter karya
sutradara Kevin Macdonald itu diputar secara perdana, Kamis (19/04)
kemarin.
Ini adalah filem dokumenter tentang Bob Marley yang pembuatannya melibatkan keluarga musisi reggae itu.
"Filem
ini sangat menguras emosi dan begitu dalam... Bagaimana dia jatuh
sakit, bagaimana dia kemudian bangkit dengan tekad dan kuatnya..."
Chris Blackwell, pemilik Island Records
Di tengah kerumunan penggemarnya, termasuk para
pedagang kali lima, sosok Bob Marley -- yang dianggap sebagai pahlawan
di tanah kelahirannya, Jamaika -- terasa hidup kembali, pada malam itu.
"Aku adalah sang petualang jiwa," teriak Bob
Marley, yang terdengar dari potongan-potongan filemnya, menggetarkan
para penonton yang seperti tersihir.
Sebagai hadiah untuk memperingati 50 tahun
kemerdekaan Jamaika, panitia pemutaran filem tidak memungut biaya bagi
warga kota Kingston untuk menonton langsung filem ini.
Dengan layar tancap, penggemar Bob Marley dari
kalangan miskin dapat menikmati sosok sang idola sekaligus tokoh
kesayangan warga negara itu di udara terbuka.
Sebuah karpet merah, hijau dan dipadu emas yang
semula dihampar untuk penonton VIP, kemudian digulung kembali, karena
dianggap melanggar kesucian warna Rastafari -- merah, hijau dan emas
yang dilekatkan pada sosok Bob Marley.
Potret otentik
Meskipun film dokumenter ini menggambarkan
perjalanan singkat Marley, yang meninggal akibat kanker pada usia 36
tahun (1981), film ini disebut-sebut lebih 'lengkap' ketimbang film-film
tentang Marley sebelumnya.
"Anda belajar tentang pria yang musiknya
didengar di mana-mana, Anda belajar bagaimana dia memulai hidupnya yang
semula sulit, dan bagaimana dia memperlakukan orang lain secara murah
hati, serta bagaimana dia seperti pria pada umumnya," kata Chris
Blackwell, pemilik Island Records, yang ikut terlibat dalam membuat film
ini.
Dalam filem ini, Bob Marley digambarkan lebih otentik.
"Filem ini sangat menguras emosi dan begitu
dalam... Bagaimana dia jatuh sakit, bagaimana dia kemudian bangkit
dengan tekad dan kuatnya..."
Bagaimanapun, sosok Marley membentang dan melampaui dunia musik yang didalaminya.
Hal ini terbukti sosoknya sekarang menjadi ikon
global, di mana namanya dijual dalam bentuk beraneka, mulai topi,
pakaian, sampai hiasan telepon seluler.
Jadi, apakah film dokumenter Marley ini akan mempertebal legenda dirinya serta menjadi komoditas ekonomi?
"Film Marley ini bukan untuk komoditas," kata Kevin Macdonald.
Menurut Kevin, filem ini sangat bertentangan dengan sosok Marley yang selama ini dikenal melalui gambar poster atau kaos.
"Ini film yang sangat pribadi dan intim. Kita mencoba untuk menjadikannya seperti potret yang otentik..."
Pahlawan nasional
Di Jamaika, tanah kelahiran Marley, telah ada
permintaan agar Marley dijadikan pahlawan nasional, agar posisinya mirip
dengan tokoh Jamaika lainnya yang berjuang melawan perbudakan dan
kolonialisme.
"Bob Marley adalah salah satu manusia terbesar
yang pernah hidup di bumi," kata Lisa Hanna, Menteri pemuda dan budaya
Jamaika, di sela-sela pemutaran film itu.
Penggemarnya menuntut agar Marley dinobatkan menjadi pahlawan nasional.
Bukan rahasia lagi bahwa musisi reggae ini begitu dihormati.
"Dia adalah pahlawan bagi Jamaika", kata salah seorang penggemar, yang menghadiri acara itu. "Dan film ini membuktikannya."
"Film ini menunjukkan citra positif Marley di hadapan negara," kata yang lain.
Bob Marley dilahirkan di Saint Ann, Jamaika 6
Februari 1945. Dia meninggal dunia di Miami Florida pada 11 Mei 1981
dalam usia 36 tahun.
Hingga saat ini Bob Marley masih dianggap satu-satunya musisi papan atas dunia yang berasal dari negeri berkembang.
Grammy Award-winning reggae artists Damian Marley has signed on to participate in the “Reggae 4 Japan” benefit concert.
The
event, set to take place at York College Performing Arts Center in
Queens, New York on June 5, will support the Japan Earthquake and
Pacific Tsunami Relief Effort of the American Red Cross.
"Japan
has always had a great amount of fans support Reggae music and culture
through out the years" says Marley, son of reggae icon Bob Marley. "It's
only right that we give forward to lend some support to Japan in this
much needed time."